Pengalaman Pertama Mencetak Buku Sendiri

20191105_061718

Hai! Di blog kali ini saya mau cerita tentang pengalaman pertama mencetak buku sendiri. Tapi saya mau cerita dulu nih awal mula saya suka menulis.

Jauh sebelum saya suka menulis, saya lebih suka membaca buku. Waktu saya SD, dan sekolah saya baru saja membuat perpustakaan sekolah, saya menemukan buku yang sangat menarik menurut saya. Mulai dari situ, saya mulai terinspirasi untuk menulis.

Sejujurnya saya menyukai dunia tulis menulis sejak SMP. Tapi karena jaman dulu belum punya komputer sendiri, alhasil saya menulis dibuku tulis. Pertama kali cerita yang saya buat judulnya “Kisah Cintaku”. Tulisan saya kala itu laris manis. Buku saya dipinjam sampai kemana – mana. Sampai bukunya benar – benar kusut. Tapi waktu saya baca di jaman ini, kok nggilani ya wkwkwkwk. Ceritanya jadi pasaran kaya cerita FTv *seriussssss. Dan itupun sebenarnya hanya ingin saya simpan untuk pribadi, tapi karena teman saya iseng, buku saya diambil tanpa saya tahu, daaaaaan tersebarlah ke seluruh kelas :( maluuuu. Tapi kawan saya justru minta saya untuk tetap menulis. Rasanya to sueneng buanget!

Waktu saya beranjak SMA kelas 1, barulah saya mulai menulis di komputer. Kebetulan waktu itu kakak saya baru saja dibelikan komputer baru. Saya mulai menulis cerita cerita baru. Tapi karena saya pesimis, tulisan saya cuma jadi draf saja. Dan kawan SMA saya juga tidak tahu kalau saya suka menulis. Jadi, waktu SMA benar – benar tidak terlalu memfokuskan di tulisan. JUSTRU saya lebih fokus di gambar dan kegiatan seni lainnya. Musik juga salah satunya.

Beranjak kuliah, saya masih suka menulis, masih menggambar dan bermusik. Karena dulu jamannya Facebook, saya mulai menulis satu persatu cerita di Facebook. Tapi tetap, kalau sekarang dibaca tetap nggilani wkwkwk. Salah satu teman saya yang suka menulis menyarankan saya untuk membuat blog. Akhirnya terciptalah akun ini. Satu per satu tulisan saya muat.

Teman saya menyarankan untuk mengikuti lomba. Saya yang notabene adalah manusia pesimis, jadi tidak pernah saya lakukan. Saya lebih suka tulisan saya ya untuk saya sendiri. Tapi teman saya ini sudah bisa membuat saya iri karena tulisannya terpilih untuk dijadikan buku :( saya benar benar iri :(

Waktu terus berlalu dan saya mulai mengenal Wattpad, satu per satu tulisan saya post. Kalau kata teman saya, “tulis apapun ide yang ada dipikiranmu, usahakan rutin seminggu sekali atau seminggu dua kali. Entah itu bagus atau tidak, itu selera pembaca. Setidaknya rutin dulu”. Oke, dalam beberapa bulan saya berusaha intens. Dan pembacanya sudah lumayan banyak, sekitar hampir lima ribu. EMEJING!

Di pertengahan tahun 2019, teman saya ada yang membuat buku sendiri. Saya sangat sangat terinspirasi! Dia berkata, “Buatlah buku, setidaknya mereka bisa mengenang kamu dengan karya”

Saya mulai putar otak, beberapa bagian perlu di editing. Semua serba manual. Saya minta tolong mas – mas fotokopi untuk memotong kertas A4 jadi A5. Setting Microsoft Word, setting pengeprint-an. Belum lagi kalau tinta habis. But Im enjoy. Setelah semua naskah beres barulah saya menelepon langganan saya bagian cetak cover dan penjilidan. Dan taraaaa. Jadilah buku! Saya sangat bangga sekalipun itu buku itu tidak resmi dan tidak masuk di penerbit.

Untuk teman teman yang ingin membuat karyanya sendiri, jangan patah semangat. Mau masuk penerbit atau tidak, itu urusan belakangan. Selama sudah ada naskah, itu tidak jadi masalah. Entah masih di blog, di Wattpad, di draft leptop, atau masih di buku tulis. Asal ada niat, keinginan apapun pasti terwujud. Pelan tapi pasti. Semangat :)