Hari demi hari aku semakin tak tahu apa yang aku inginkan. Semakin lama aku semakin tidak mau merencanakan apapun. Aku tidak ingin semua yang ku rencanakan lagi lagi tidak sesuai dengan keinginanku. Atau aku yang seperti anak kecil karena tak bisa menerima sebuah kegagalan?
Rasanya semakin tak tahu, apa jalan yang ku pilih ini benar? Aku harus berjalan ke arah mana? Aku tak ingin bertemu luka. Aku harus bersikap seperti apa? Semesta seolah tak memberiku restu atas apapun yang aku lakukan. Rasanya ingin berhenti saja, ingin mati saja. Tapi lagi lagi aku tersadar, ini harusnya belum berakhir.
Tapi, aku mati kelelahan.
Pikiranku kadang tak sejalan. Kadang aku tak tahu mana yang harusnya aku pikirkan? Kenapa aku harus berfikir ini? Mana jalan keluarnya? Belum selesai aku memikirkan jalan keluarnya, hidup terus saja berjalan. Aku tertinggal. Aku tenggelam. Gelap makin panjang. Aku meronta tak karuan.
Aku mulai menyalahkan diriku. Aku mulai menyalahkan Tuhan. Aku mulai menyalahkan semesta, bahkan aku sampai menyalahkan waktu.
Aku mati kelelahan.
Tanpa disadari, hidupku mulai banyak coretan yang tak ada arahnya, tak ada ujungnya. Sudah banyak sekali hal yang terjadi. Semua hal yang baik belum tentu baik. Semua hal yang buruk belum tentu buruk. Bukankah semua hal ada maknanya? Entah di jalan yang mana. Setelah mendung pasti ada terang, setelah hujan pasti ada pelangi. Percaya untuk tetap kuat meski harus terbentur berkali kali.
Meski harus merasakan tenggelam kesekian kali.
.
.
Keluhan diri sendiri
Kendal, 18/6/2021