Tenggelam

Hari demi hari aku semakin tak tahu apa yang aku inginkan. Semakin lama aku semakin tidak mau merencanakan apapun. Aku tidak ingin semua yang ku rencanakan lagi lagi tidak sesuai dengan keinginanku. Atau aku yang seperti anak kecil karena tak bisa menerima sebuah kegagalan?

Rasanya semakin tak tahu, apa jalan yang ku pilih ini benar? Aku harus berjalan ke arah mana? Aku tak ingin bertemu luka. Aku harus bersikap seperti apa? Semesta seolah tak memberiku restu atas apapun yang aku lakukan. Rasanya ingin berhenti saja, ingin mati saja. Tapi lagi lagi aku tersadar, ini harusnya belum berakhir.

Tapi, aku mati kelelahan.

Pikiranku kadang tak sejalan. Kadang aku tak tahu mana yang harusnya aku pikirkan? Kenapa aku harus berfikir ini? Mana jalan keluarnya? Belum selesai aku memikirkan jalan keluarnya, hidup terus saja berjalan. Aku tertinggal. Aku tenggelam. Gelap makin panjang. Aku meronta tak karuan.

Aku mulai menyalahkan diriku. Aku mulai menyalahkan Tuhan. Aku mulai menyalahkan semesta, bahkan aku sampai menyalahkan waktu.

Aku mati kelelahan.

Tanpa disadari, hidupku mulai banyak coretan yang tak ada arahnya, tak ada ujungnya. Sudah banyak sekali hal yang terjadi. Semua hal yang baik belum tentu baik. Semua hal yang buruk belum tentu buruk. Bukankah semua hal ada maknanya? Entah di jalan yang mana. Setelah mendung pasti ada terang, setelah hujan pasti ada pelangi. Percaya untuk tetap kuat meski harus terbentur berkali kali.

Meski harus merasakan tenggelam kesekian kali.

.

.

Keluhan diri sendiri

Kendal, 18/6/2021

Aku Ingin Menikah

Aku ingin menikah. Dengan seseorang yang tak pernah menuntutku banyak hal. Dengan Ia yang bisa menerima segala kurangku. Aku yang cerewet, aku yang cemburuan, aku yang mudah curiga, aku yang tak bisa masak.

Aku ingin menikah. Dengan seseorang yang bisa kuterima segala baik dan buruknya. Dengan Ia yang selalu menjadikanku tempat kembali.

Aku ingin menikah. Mengarungi hidup berdua. Segala hal dipikirkan berdua. Dari hal kecil hingga besar. Partner seumur hidup.

Aku ingin menikah. Dengan Ia yang ketika ada masalah selalu dibicarakan, bukan malah mencari kesenangan di luar.

Aku ingin menikah, dengan ia yang menjaga hatinya, menjaga perilakunya saat bersamaku atau saat tidak bersamaku

Berumah tangga tak semudah itu, aku tahu. Tapi ku rasa tak rumit juga selama kita menemukan orang yang tepat. Aku tahu, semua tidak akan selalu berjalan mulus. Tapi yang ku tahu, selama tak hilang tanggungjawab dan rasa kasih, kurasa akan baik – baik saja. Menjaga buah hati bersama, Ia memeluk ayahnya ketika pulang kerja. Memeluk aku dan mereda tangisnya.

Aku ingin menikah, dengan Ia yang tak punya rasa ingin meninggalkanku juga anak kita.

Kau tahu apa yg lebih bahagia? Ketika semua keinginan bisa terwujud.

3 Pagi

semalam, lampu temaram

pikirku melayang

aku redup dan hilang

menari aku diatas sendiriku

penat kepala tak dapat dibendung

kenangan mulai mengepung

malam semakin larut

aku semakin takut

cerah tak jua ada

tenang tak jua tiba

tersesat aku diantara pikiranku

asumsi asumsi membunuhku

bunuh diri dengan segala mungkin

menggenggam ingin

dialog dini hari, dengan Mu

kuciumi lantai lantaimu

mangadu lara

gelap kadang datang

gelisah tak kunjung hilang

beri aku hangat Mu

beri aku cahaya Mu

Aku ingin pulang